Translate

Tampilkan postingan dengan label Pohon-Pohon Sekolah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pohon-Pohon Sekolah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Juli 2022

POHON KETAPANG

 

Sumber: https://1.bp.blogspot.com/

        Pohon Ketapang dikenal sebagai tanaman peneduh atau tanaman penghias taman memiliki nama latin Terminalia catappa. Tumbuhan ini di Indonesia mempunyai berbagai nama di tiap daerah. Contohnya, ketapang di Sulawesi Utara dikenal dengan nama Talisei, di Maluku Utara dikenal Tiliho, dan di Papua Barat dikenal nama pohon Kalis. Ketapang secara umum memiliki penyebutan dan nama khusus yang biasa digunakan dalam dunia internasional, yaitu tropical almond, umbrella tree, sea almond, serta beach almond. Karena tumbuh rindang, pohon ketapang mudah dijumpai di pinggir jalan dan taman. Ketapang sering dimanfaatkan sebagai tumbuhan peneduh. Tanaman ini memiliki ciri khas, yaitu bentuk cabang dan tajuknya. Lalu, ukuran dan bentuk daun ketapang cukup besar dan tebal dibandingkan daun pohon lainnya. Pohon ketapang disebut juga tanaman pinggir pantai. Karena habitat terbaik ketapang untuk tumbuh adalah kawasan pesisir pantai. Tapi, ketapang juga mudah beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan dan kesuburan tanah.

        Klasifikasi Pohon Ketapang 



           Habitat dan Persebaran Ketapang 
            Daerah pesisir pantai menjadi tempat ideal bagi pohon ketapang tumbuh dengan optimal. Karenanya, tanaman ini disebut juga tanaman pinggir pantai atau ketapang laut. Namun, ketapang juga memiliki kemampuan yang mudah beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan. Pohon ketapang termasuk tumbuhan asli Asia Tenggara maupun Polinesia hingga Australia bagian Utara. Tumbuhan ketapang dapat juga ditemui di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika Timur, Afrika Barat, Pakistan, India, dan Madagaskar. Di Indonesia, ketapang tersebar di berbagai daerah. Pada umumnya, pohon ini berkembang di dataran rendah hingga tinggi, di hutan primer atau sekunder, hutan campuran, hutan rawa, hutan pantai, hutan jati, hingga di sepanjang sungai. Secara umum, pohon ketapang tumbuh di kawasan tropis terutama daerah tropis beriklim lembab. Lokasi yang paling cocok untuk perkembangbiakkan ketapang adalah kawasan yang berada pada ketinggian antara 400 meter di atas permukaan laut. Selain itu, daerah yang ideal untuk pertumbuhan ketapang memerlukan curah hujan rata-rata 1.000-3.500 mm per tahun pada rentang bulan kering, yaitu selama enam bulan. Upaya pohon ketapang untuk beradaptasi pada musim kemarau dengan menggugurkan daunnya sebanyak dua kali dalam satu tahun. Ketika memasuki musim hujan, kuncup daun ketapang akan lahir kembali.

Status Kelangkaan Ketapang 
            Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, ketapang berstatus Least Concern (LC). Artinya, pohon ketapang termasuk jenis flora yang aman dan tidak terancam kepunahannya. Status LC ditetapkan pada tahun 2018 dan telah diperbarui pada tahun 2019. Karena jumlah populasi ketapang masih stabil. Hal ini seimbang dengan tingkat persebaran tumbuhan ini yang hampir dapat ditemui di seluruh dunia.

Ciri-ciri Pohon Ketapang 
        Alasan utama ketapang sering dimanfaatkan sebagai pohon peneduh adalah karena ketapang dapat tumbuh besar (tingginya dapat mencapai 40 meter), termasuktumbuhan berkayu dengan percabangan banyak dan daun yang rindang. Ciri khas ketapang yaitu tajuknya yang tumbuh secara bertingkat sehingga serupa pagoda serta cabangnya yang mendatar. Tajuk merupakan keseluruhan bagian tumbuhan yang meliputi daun, cabang, ranting, bunga dan buah. Berikut ini ciri-ciri dan karakteristik pohon ketapang: 



A. Akar 
                Akar ketapang tergolong dalam tumbuhan dikotil atau berkeping dua dan berakar tunggang bercabang. Tanaman ketapang berjenis akar tunggang bercabang karena terdapat satu pokok bagian berbentuk kerucut, tumbuh lurus ke bawah, dan mempunyai banyak cabang akar yang tumbuh ke samping berfungsi sebagai penopang. 

B. Batang 
            Di permukaan kulit batang ketapang terdapat alur atau sulcatus yang mengakibatkan tekstur kulit batang kasar. Berbentuk bundar atau teres, tumbuh tegak lurus dan memiliki ketebalan hingga 1,5 meter. Batang pokok ketapang sulit dikenali karena mempunyai ukuran yang hampir sama dengan percebangan. Percabangan batang pohon ketapang disebut juga percabangan simpodial. Terkadang, ukuran cabang tanaman ketapang lebih besar dari batang pokoknya. Karena proses tumbuh dan berkembang batang biasanya lebih cepat berhenti, sedangkan cabang akan terus tumbuh. Cabang-cabang pada tanaman peneduh ini tumbuh mendatar dan pokok batangnya membentuk sudut siku-siku.

C. Daun 
            Daun pohon ketapang termasuk kelompok daun tidak lengkap, dikarenakan unsur penyusun hanya ada dua, yaitu tangkai dan helai daun. Daun yang lengkap tersusun dengan tiga bagian, yaitu Pelepah daun (vagina) Tangkai daun (petiolus), dan Helai daun (lamina). Pada umumnya, bentuk daun ketapang lebih lebar dari daun-daun pohon lain. Lebarnya mencapai 3 cm sampai 9 cm setiap helainya. Tangkai daun ketapang berbentuk silinder, bagian pangkal melebar dan cenderung pipih. Helaian daun tanaman ini berbentuk menyerupai telur yang terbalik atau seperti jantung. Tekstur permukaan bagian atas licin. Sedangkan permukaannya bawah berambut halus. Tulang daun pohon ketapang menyirip, satu tulang daun besar sebagai induk, dan memiliki cabang yang tumbuh menuju luar tepi daun. Posisi tulang daun berada di bagian pangkal daun. Daunnya berwarna hijau muda segar seperti pohon manggir. Ketika musing gugur tiba, daun ketapang berubah warna menjadi merah atau kuning. 

D. Bunga 
            Bunga ketapang bentuknya mirip seperti lonceng dan berukuran kecil. Ukuran bunga 4 sampai 8 mm dan memiliki variasi warna yaitu putih, krem dan kuning. Terdapat 5 helai di kelopaknya disetiap bunga. Bunganya tidak mempunyai mahkota. Pusat pertumbuhan bunga ketapang terdapat di ujung ranting dengan panjang 8-25 cm. 

E. Buah 
            Ukuran buah tanaman ketapang 4 sampai 5,5 cm, dan bentuknya mirip almond. Pada usia muda, buah berwarna hijau dan akan berubah merah kecoklatan ketika sudah matang. Di dalam buah ketapang, terdapat biji yang dilindungi oleh kulit yang licin. F. Biji Biji buah ketapang terbagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Kulit Biji Di kulit biji ada dua lapisan, yaitu testa (lapisan kulit terluar) yang berfungsi sebagai pelindung karena memiliki tekstur yang keras seperti kayu dan tegmen (lapisan kulit terdalam). 2. Tali pusar Tali pusar merupakan penghubung antara biji dan tembuni (plasenta). Memiliki peran seperti tangkai pada biji. Ketika biji ketapang sudah matang, biji secara otomatis terlepas dari tali pusar. Tali pusar terlihat cukup jelas pada bagian atas biji.

Simak Video berikut:





Tulisan ini diambil dari sumber: https://lindungihutan.com/blog/pohon-ketapang-klasifikasi-ciri-dan-manfaat/
Copyright LindungiHutan.com
Dukung hutan Indonesia hijau kembali dengan menanam pohon mulai 10 ribu/pohon melalui lindungihutan.com/mulai

Share:

Senin, 04 Juli 2022

Pisang

 

sumber : https://portalmajalengka.pikiran-rakyat.com/hiburan/pr-833119200/pecinta-pisang-tips-aman-menyimpan-buah-pisang-kepok-agar-tetap-segar


Pisang kepok merupakan salah satu varietas pisang yang ada di Indonesia. Pisang kepok mempunyai ukuran gepeng dan ukuran buah yang kecil. Pisang kepok terdiri dari pisang kepok putih dan pisang kepok kuning. Pisang kepok putih daging buah berwarna putih lebih pucat, tekstur yang lebih keras dan lebih masam, sedangkan pisang kepok kuning memiliki daging buah berwarna kekuningan dan rasa lebih manis. Buah pisang kepok umumnya terdapat 16 sisir dalam satu tandan, satu tandan pisang kepok mempunyai berat sekitar 14 – 22 kg. Kulit pisang kepok yang sudah masak berwarna kuning kehijauan dan sedikit noda coklat (Cahyono, 2009). Berbagai tanaman pisang kepok dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dari buah, bunga, batang, daun dan bonggol pisang. Pisang dapat diolah menjadi keripik, sayur, tepung, cuka, bir, jus. Pada buah pisang kepok terdapat kulit pisang yang hanya dijadikan sebagai limbah untuk pakan ternak (Dewanti, 2008).


sumber :

 https://www.tokopedia.com/maisarohbuah/pisang-kepok-matang


Menurut Satuhu dan Supriyadi (2008) kedudukan taksonomi pada tanaman pisang kepok adalah Kingdom : Plantae

 Divisi : Magnoliophyta 

Class : Liliopsida

 Ordo : Zingiberales

 Famili : Musaceae 

Genus : Musa 

Spesies : Musa paradisiaca L


Manfaat Pisang Kepok Bagi Kesehatan Tubuh

Ada sejumlah manfaat pisang kepok yang dapat diperoleh jika rutin mengonsumsinya. Berikut ini beberapa manfaat baik pisang kepok bagi kesehatan tubuh:

1. Menunjang Sistem Kerja Pencernaan

Pisang kepok kaya akan serat. Serat sendiri baik dikonsumsi guna melancarkan pencernaan dan mencegah konstipasi.Serat dalam pisang kepok juga bersifat prebiotik, yang dapat menunjang pertumbuhan bakteri baik dalam organ pencernaan.

2. Menjaga Kesehatan Jantung

Dilansir dari Harvard T. H Chan, pisang adalah sumber kalium yang baik. Bukan itu saja, pisang juga mengandung sejumlah mineral penting dan elektrolit.

Sejumlah kandungan tersebut mampu meningkatkan kinerja saraf, sehingga organ jantung dapat berdetak secara teratur dan otot berkontraksi dengan baik.

Pisang kepok juga mengandung kalium yang bermanfaat untuk menjaga keseimbangan air dalam sel, serta menjaga tubuh dari efek samping kelebihan natrium.

Jika kandungan kalium dalam tubuh terlalu sedikit, sedangkan kandungan natrium terlalu banyak, hal tersebut dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

Tingginya kandungan natrium dalam tubuh memicu penumpukan cairan dalam darah, memberi tekanan pada dinding pembuluh darah, sehingga kerusakan pun tidak dapat dihindari.

Nah, di sini lah peran kalium. Kalium membantu tubuh mengeluarkan kelebihan natrium, dan meredakan ketegangan pada diding pembuluh darah.

3. Mengontrol Gula Darah

Dilansir dari Medical News Today, bukan hanya tinggi serat, pisang kepok juga kaya akan mineral dan antioksidan.

Kandungan baik tersebut dinilai ampuh dalam menurunkan kadar gula darah, dan memicu hormon insulin untuk bekerja lebih maksimal.

Hal tersebut berujung pada menurunnya risiko penyakit diabetes.

Manfaat yang satu ini dapat dirasakan jika Moms mengonsumsi pisang kepok yang belum terlalu matang, dan diolah dengan dikukus atau dipanggang.

4. Menangkal Efek Radikal Bebas

Manfaat pisang kepok selanjutnya adalah menangkal efek radikal bebas di dalam tubuh.Manfaat ini dapat terjadi karena kandungan antioksidan dalam pisang kepok.

Antioksidan mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta melindungi tubuh dari efek paparan radikal bebas yang menjadi pemicu penyakit berbahaya.

Tidak sampai di situ saja, antioksidan dalam pisang kepok juga dapat meredakan peradangan, serta mencegah perkembangan sel tumor atau kanker dalam tubuh.

5. Meredakan Mual pada Bumil

Dilansir dari Everyday Health, pada trimester pertama kehamilan, ibu hamil kerap mengalami morning sickness.Gejala yang tampak umumnya berupa mual, muntah, sakit kepala, dan kelelahan.Nah, kandungan vitamin B6 pada pisang kepok dipercaya mampu mengatasi sejumlah gejala tersebut.Selain konsumsi pisang, ibu hamil juga disarankan mengonsumsi banyak air putih, dan melakukan pemeriksaan secara rutin.

6. Mencegah Anemia

Manfaat pisang kepok selanjutnya adalah mencegah anemia.

Seperti yang telah diketahui bersama, anemia adalah penyakit yang muncul akibat tubuh kekurangan sel darah merah.

Kondisi tersebut membuat oksigen tidak dapat diedarkan secara maksimal ke seluruh tubuh.

Meski anemia tidak menimbulkan gejala di awal kemunculannya, gejala bisa saja muncul saat anemia sudah masuk ke dalam intensitas parah.

Sejumlah gejala yang dialami meliputi wajah pucat, lelah, lemas, hingga sulit konsentrasi.

7. Menurunkan Berat Badan

Pisang mengandung karbohidrat kompleks yang dapat menunjang proses penurunan berat badan peserta diet.

Kandungan tersebut dapat membuat seseorang merasa kenyang lebih lama. Dengan begitu, Moms tidak akan mengonsumsi makanan berlebihan saat waktunya makan tiba.

8. Menunjang Kesehatan Tulang

Seperti pada ulasan sebelumnya, pisang kepok merupakan sumber kalsium yang baik.

Kalsium sendiri berfungsi untuk menjaga kesehatan tulang, termasuk pada janin.

Ibu hamil yang rutin mengonsumsi pisang kepok dapat terhindar dari gangguan tulang di kemudian hari, seperti osteoporosis.

9. Mencegah dan Mengatasi Pembengkakan Kaki

Pembengkakan kaki dapat terjadi akibat tubuh kekurangan asupan kalium. Nah, kandungan tersebut bisa Moms dapatkan dari buah pisang.

Seperti yang telah diketahui bersama, pembengkakan kaki umumnya terjadi pada ibu hamil yang memasuki trimester terakhir. Untuk mencegahnya, konsumsi pisang secara rutin, ya!

10. Merupakan Sumber Asam Folat

Manfaat pisang kepok selanjutnya dapat terjadi karena kandungan tinggi asam folat di dalamnya. Kandungan ini sangat bermanfaat bagi ibu hamil.

Asam folat mampu menunjang tumbuh kembang janin dalam kandungan, dan menunjang pertumbuhan saraf serta tulang belakang janin.

Manfaat pisang kepok memang sangatlah banyak. Untuk mendapat sejumlah manfaatnya.Sebaiknya, pisang diolah dengan cara dikukus, dipanggang, direbus, atau diolah menjadi smoothies atau jus.Agar manfaat baiknya lebih terasa lagi, sebaiknya tidak menambahkan gula atau pemanis buatan saat mengolahnya.Menunjang kesehatan tubuh bukan hanya dilakukan dengan konsumsi pisang kepok saja.

sumber : https://kalimantan.bisnis.com/read/20190920/408/1150551/kaltim-buka-keran-ekspor-pisang-kepok-dan-tanaman-porang

 

 

sumber : http://e-journal.uajy.ac.id/16163/3/BL014692.pdf

https://www.orami.co.id/magazine/manfaat-pisang-kepok

https://id.wikipedia.org/wiki/Pisang_kepok

 

 


Share:

Tanaman Cendana

 

sumber : https://mediatani.co/ciri-ciri-pohon-cendana/

Santalum album atau dikenal dengan nama Cendana adalah pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang bisa ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.

Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan.

Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Di Indonesia, kayu cendana dari Timor juga sangat dihargai. Sebagai gantinya sejumlah pakar aromaterapi dan parfum menggunakan kayu cendana jenggi (Santalum spicatum). Kedua jenis kayu ini berbeda konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya, dan oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.

Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.

Tanaman cendana ini sangat langka akibat dieksploitasi berlebihan

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae

Ordo        : Sapindales

Famili       : Santalaceae

Genus      : Santalum

Spesies    : Santalum album

 

sumber : https://bpdasbarito.or.id/cendana/

 

Kandungan Zat Tanaman Cendana

Tanaman cendana mengandung minyak atsiri, dalm atsiri, dalam perdagangan minyak atsiri secara global dikenal beberapa jenis minyak atsiri alami dengan embel-embel sandalwood, yaitu red sandalwood (Pterocarpus santalinus), Australian sandlwood (Santalum spicatum) dan West Indiessandalwood (Amyris balsamifera). Minyak atsiri yang berasal dari S. album dikenal dengan East Indies Sandalwood, True sandalwood.

Minyak atsiri adalah bagian yang paling bernilai dari cendana. Bagian kayu dari akar cendan adalah yang paling potensial sebagai sumber minyak atsiri dengan kandungan 10%. Bagian kayu (teras) batangnya mengandung 4-8% minyak atsiri, sedangkan ranting utama mengandung minyak atsiri 2-4%.

Minyak atsiri yang diperoleh dari kayu bagian terluar memiliki kandungan komponen teroksigen (Santalol, santalil, asetat) 3% dan hidrokarbon (santalena) 50%. MInyak cendana juga mengandung senyawa asam seskiterpena yaitu asam dihidroa-norkurkumenat, asam a-bergamotinat dan asam dihidro-oc-santalat. Selain substansu minyak atsiri, kayu, Mathieson dkk (1973), menyatakan bahwa bahwa kayu cendana juga mengandung zat warna yang disebut santalin dan santarubin. Bagian kulit batang mengandung triterpena, turunan asam palmitat dan tanin dengan kandungan sebesar 14%.

 

Ekologi Cendana 

Cendana (Santalum album L.) umumnya dijumpai pada daerah-daerah dengan kisaran curah hujan tahunan antara 600-2.000 mm; cendana dapat tumbuh optimal pada kisaran curah hujan 850–1350 mm per tahun, dan masih toleran sampai curah hujan 2500 mm per tahun, akan tetapi harus dengan sistem drainase yang baik. Habitat asli tempat tumbuh cendana biasanya mempunyai musim kering yang lama dan musim hujan yang pendek, 2- 3 bulan per tahun. Pohon cendana tidak menyukai daerah yang tergenang air, khususnya sewaktu pohonnya masih muda, meski hal ini agak kurang berpengaruh terhadap pohon yang sudah dewasa atau tua. Daerah-daerah yang selalu basah kurang baik untuk pertumbuhan cendana.

Cendana tumbuh alami sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut, dan mutu kayu terbaik dapat diperoleh jika cendana hidup pada ketinggian antara 600–900 m.Cendana memerlukan banyak sinar matahari dan banyak dijumpai dan tumbuh baik pada hutan-hutan luruh yang terbuka dan pada daerah pinggiran hutan. Pemanasan yang lama dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi menyebabkan banyak kayu-kayu gubal yang mengelupas, terutama pada pohon-pohon yang sudah tua; suhu yang tinggi juga dapat membunuh semai-semai yang baru berkecambah. Akibat mengelupasnya kayu-kayu gubal pada pohon-pohon cendana yang sudah tua, sehingga bagian kayu yang terbuka akan kelihatan.

Tanah-tanah di pulau Timor dan Sumba, umumnya didominasi oleh tanah lempung (clay) yang berat dan tanah ini berasal dari endapan di laut. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak pohon cendana yang tumbuh baik di atas tanah dangkal yang berbatu-batu. Hasil kayu yang terbaik diperoleh dari pohon cendana yang tumbuh di hutan-hutan terbuka pada tanah kurang subur dan berbatu. Pada tanah Hat (loam) yang subur, pohon cendana tumbuh baik dan cepat menjadi besar, tetapi kandungan minyaknya sangat rendah dan kualitasnya juga kurang baik. Pohon cendana tidak mempunyai toleransi terhadap tanah-tanah yang mengandung garam dan kapur yang tinggi, akan tetapi dapat toleran terhadap tanah yang mengandung natrium (sodic soils).

 

Nama-nama Lokal

Nama-nama daerah untuk Santalum album L., selain cendana yang merupakan nama sangat umum di Indonesia, di antaranya adalah hau meni (Timor), ai nitu, ai salun, ai sarun, ai kamelin (Sumba). Nama pohon cendana di luar Indonesia, antara lain East Indian sandalwood, white sandalwood, dan yellow sandalwood (Inggris, Amerika Serikat), Bois santal (Prancis), sandalo (Spanyol, Italia), sandalhout, echte sandal (Belanda), echtes sandelholz (Jerman), chendana (Malaysia), san-taku (Myanmar atau Burma), dan chantana (Thailand), bach dan (Vietnam), sandal, chandal, chandam, gundala dan suket (India).

sumber : http://santalum99.blogspot.com/2008/03/cendana-santalum-album-l.html

 

Karakteristik Cendana

Tanaman cendana dapat berupa pohon, tetapi dapat juga tumbuh sebagai semak belukar. Pada fase semai atau kecambah, pohon cendana hidup parasit pada tumbuhan lain, melalui sistem perakarannya. Perawakan tanaman ini kurang begitu menarik. Batang pohon pada umumnya berukuran pendek, meskipun tinggi tanaman ini dapat mencapai 12–15 m dan diameter batangnya sekitar 20–35 cm. Tajuk tanamannya terkesan tidak rimbun sebab daunnya memang tumbuh jarang.

Daun cendana merupakan daun tunggal. Daunnya yang berwarna hijau ini berukuran kecilkecil, 4–8 cm x 2–4 cm dan relatif jarang. Bentuk daunnya bulat memanjang dengan ujung daun lancip (acute) dan dasar daun lancip sampai seperti bentuk pasak (cuneate); pinggiran daunnya bergelombang; tangkai daun, kekuning-kuningan, 1-1,5 cm panjangnya.

Perbungaannya (inflorescence) seperti payung menggarpu (cymose) atau malai (panicle), dengan hiasan bunga yang seperti tabling, berbentuk lonceng, panjang 2–3 mm, yang pada awalnya berwarna kuning, kemudian berubah menjadi merah gelap kecoklat-coklatan. Pohon cendana berbunga sepanjang tahun.

Buahnya, buah batu (drupe), jorong (ellipsoid), kecil, berwarna merah kehitam-hitaman dan panjangnya kurang lebih 1 cm. Biji mudah sekali berkecambah, akan tetapi harus segera mendapatkan tanaman inangnya, supaya dapat bertahan hidup. Pada fase inilah cendana hidup sebagai parasit atau sering disebut semi-parasit.]Semi-Parasit adalah sifat parasit yang mengambil beberapa unsur hara dari inangnya karena akarnya tidak mampu menyerap unsur hara tersebut. Jika Cendana tidak mendapatkan inang dalam dari kecambah sampai umur 2 tahun, maka Cendana akan ma

 

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Cendana

https://bpdasbarito.or.id/cendana/


Share:

Kelor-Merungge/Motong

  

 

sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Moringa_oleifera_sg.jpg

 

Klasifikasi  Tanaman  Kelor

 Kingdom                 : Plantae

 Subkingdom           : Viridiplantae

 Infrakingdom          : Streptophyta

 Superdivisi             : Embryophyta

 Divisi           : Tracheophyta

 Subdivisi           : Spermatophytina

 Kelas           : Magnoliopsida

 Superordo           : Rosanae

 Ordo           : Brassicales

 Famili                     : Moringaceae 

Genus         : Moringa

 Species         :Moringa oleifera Lam.

 

 

Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini dikenal dengan nama lain seperti: limaran, moringa,  (dari minyak yang bisa diekstrak dari bijinya), drumstick (dari bentuk rumah benihnya yang panjang dan ramping), horseradish tree   (dari bentuk akarnya yang mirip tanaman horseradish), dan malunggay di Filipina.

Kelor adalah tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat,  berumur panjang,  berbunga sepanjang tahun,  dan tahan kondisi panas ekstrim. Tanaman ini berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan.  Tanaman ini umum digunakan untuk menjadi pangan dan obat di Indonesia.  Biji kelor juga digunakan sebagai penjernih air skala kecil. 

 

Deskripsi

Tanaman kelor memiliki ketinggian 7-11 meter, berbatang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang.  Daun kelor memliki ciri berupa: majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.

Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.

Penelitian terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jerman, di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan. Di kawasan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering. Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau “tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi.

Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung hati. Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung. “Bagian apa pun yang dipakai aman asal memperhatikan caranya,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat.

 

sumber:https://maluku.litbang.pertanian.go.id/?p=7623

Kandungan

Kelor kaya memiliki kandungan nutrisi dan senyawa yang dibutuhkan tubuh. Kelor mengandung:

  • Antioksidan

  • Vitamin

  • Asam Amino Esensial

  • Anti-inflammatory

  • Kandungan Senyawa lainnya

Akan tetapi, budidaya, pengolahan dan penyajian kelor juga harus tepat agar nutrisi kelor dapat tetap ada.

 

Khasiat

Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk mengkonsumsi daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung:

  • 7 x vitamin C pada jeruk

  • 4 x kalsium pada susu

  • 4 x vitamin A pada wortel

  • 2 x protein pada susu

  • 3 x potasium pada pisang

 

 

Organisasi ini juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negara-negara termiskin di dunia. Pohon kelor memang tersebar luas di padang-padang Afrika, Amerika Latin, dan Asia. National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 mengatakan, bahwa pohon kelor “Telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun moringa oleifera.

Dari hasil analisis kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya.

Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).

Efek samping

Selain memiliki manfaat, kelor juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Menurunkan tekanan darah

  • Memperlambat detak jantung

  • Hipoglikemia atau gula darah rendah

  • Diare

  • Kerusakan hati dan ginjal

  • Bahaya bagi kandungan

  • Reaksi alergi

Efek samping di atas sangat jarang terjadi. Efek samping dapat terjadi akibat Anda memang memiliki alergi atau kondisi lain yang tidak disarankan untuk mengonsumsi tanaman ini. Pada dasarnya, konsumsi daun kelor relatif aman. Namun, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi bagian lain seperti bunga, kulit pohon, hingga akarnya.

 

sumber:https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/26/103000269/kelor--taksonomi-morfologi-dan-d      eskripsinya?page=all

 

 

 

 


Share:

Arsip Blog

OSIS SMA Negeri 1 Lebatukan

Labels

Translate

Definition List

Unordered List

Support