sumber : https://mediatani.co/ciri-ciri-pohon-cendana/
Santalum album atau dikenal dengan nama Cendana adalah pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang bisa ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan.
Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Di Indonesia, kayu cendana dari Timor juga sangat dihargai. Sebagai gantinya sejumlah pakar aromaterapi dan parfum menggunakan kayu cendana jenggi (Santalum spicatum). Kedua jenis kayu ini berbeda konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya, dan oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.
Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
Tanaman cendana ini sangat langka akibat dieksploitasi berlebihan
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Ordo : Sapindales
Famili : Santalaceae
Genus : Santalum
Spesies : Santalum album
sumber : https://bpdasbarito.or.id/cendana/
Kandungan Zat Tanaman Cendana
Tanaman cendana mengandung minyak atsiri, dalm atsiri, dalam perdagangan minyak atsiri secara global dikenal beberapa jenis minyak atsiri alami dengan embel-embel sandalwood, yaitu red sandalwood (Pterocarpus santalinus), Australian sandlwood (Santalum spicatum) dan West Indiessandalwood (Amyris balsamifera). Minyak atsiri yang berasal dari S. album dikenal dengan East Indies Sandalwood, True sandalwood.
Minyak atsiri adalah bagian yang paling bernilai dari cendana. Bagian kayu dari akar cendan adalah yang paling potensial sebagai sumber minyak atsiri dengan kandungan 10%. Bagian kayu (teras) batangnya mengandung 4-8% minyak atsiri, sedangkan ranting utama mengandung minyak atsiri 2-4%.
Minyak atsiri yang diperoleh dari kayu bagian terluar memiliki kandungan komponen teroksigen (Santalol, santalil, asetat) 3% dan hidrokarbon (santalena) 50%. MInyak cendana juga mengandung senyawa asam seskiterpena yaitu asam dihidroa-norkurkumenat, asam a-bergamotinat dan asam dihidro-oc-santalat. Selain substansu minyak atsiri, kayu, Mathieson dkk (1973), menyatakan bahwa bahwa kayu cendana juga mengandung zat warna yang disebut santalin dan santarubin. Bagian kulit batang mengandung triterpena, turunan asam palmitat dan tanin dengan kandungan sebesar 14%.
Ekologi Cendana
Cendana (Santalum album L.) umumnya dijumpai pada daerah-daerah dengan kisaran curah hujan tahunan antara 600-2.000 mm; cendana dapat tumbuh optimal pada kisaran curah hujan 850–1350 mm per tahun, dan masih toleran sampai curah hujan 2500 mm per tahun, akan tetapi harus dengan sistem drainase yang baik. Habitat asli tempat tumbuh cendana biasanya mempunyai musim kering yang lama dan musim hujan yang pendek, 2- 3 bulan per tahun. Pohon cendana tidak menyukai daerah yang tergenang air, khususnya sewaktu pohonnya masih muda, meski hal ini agak kurang berpengaruh terhadap pohon yang sudah dewasa atau tua. Daerah-daerah yang selalu basah kurang baik untuk pertumbuhan cendana.
Cendana tumbuh alami sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut, dan mutu kayu terbaik dapat diperoleh jika cendana hidup pada ketinggian antara 600–900 m.Cendana memerlukan banyak sinar matahari dan banyak dijumpai dan tumbuh baik pada hutan-hutan luruh yang terbuka dan pada daerah pinggiran hutan. Pemanasan yang lama dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi menyebabkan banyak kayu-kayu gubal yang mengelupas, terutama pada pohon-pohon yang sudah tua; suhu yang tinggi juga dapat membunuh semai-semai yang baru berkecambah. Akibat mengelupasnya kayu-kayu gubal pada pohon-pohon cendana yang sudah tua, sehingga bagian kayu yang terbuka akan kelihatan.
Tanah-tanah di pulau Timor dan Sumba, umumnya didominasi oleh tanah lempung (clay) yang berat dan tanah ini berasal dari endapan di laut. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak pohon cendana yang tumbuh baik di atas tanah dangkal yang berbatu-batu. Hasil kayu yang terbaik diperoleh dari pohon cendana yang tumbuh di hutan-hutan terbuka pada tanah kurang subur dan berbatu. Pada tanah Hat (loam) yang subur, pohon cendana tumbuh baik dan cepat menjadi besar, tetapi kandungan minyaknya sangat rendah dan kualitasnya juga kurang baik. Pohon cendana tidak mempunyai toleransi terhadap tanah-tanah yang mengandung garam dan kapur yang tinggi, akan tetapi dapat toleran terhadap tanah yang mengandung natrium (sodic soils).
Nama-nama Lokal
Nama-nama daerah untuk Santalum album L., selain cendana yang merupakan nama sangat umum di Indonesia, di antaranya adalah hau meni (Timor), ai nitu, ai salun, ai sarun, ai kamelin (Sumba). Nama pohon cendana di luar Indonesia, antara lain East Indian sandalwood, white sandalwood, dan yellow sandalwood (Inggris, Amerika Serikat), Bois santal (Prancis), sandalo (Spanyol, Italia), sandalhout, echte sandal (Belanda), echtes sandelholz (Jerman), chendana (Malaysia), san-taku (Myanmar atau Burma), dan chantana (Thailand), bach dan (Vietnam), sandal, chandal, chandam, gundala dan suket (India).
sumber : http://santalum99.blogspot.com/2008/03/cendana-santalum-album-l.html
Karakteristik Cendana
Tanaman cendana dapat berupa pohon, tetapi dapat juga tumbuh sebagai semak belukar. Pada fase semai atau kecambah, pohon cendana hidup parasit pada tumbuhan lain, melalui sistem perakarannya. Perawakan tanaman ini kurang begitu menarik. Batang pohon pada umumnya berukuran pendek, meskipun tinggi tanaman ini dapat mencapai 12–15 m dan diameter batangnya sekitar 20–35 cm. Tajuk tanamannya terkesan tidak rimbun sebab daunnya memang tumbuh jarang.
Daun cendana merupakan daun tunggal. Daunnya yang berwarna hijau ini berukuran kecilkecil, 4–8 cm x 2–4 cm dan relatif jarang. Bentuk daunnya bulat memanjang dengan ujung daun lancip (acute) dan dasar daun lancip sampai seperti bentuk pasak (cuneate); pinggiran daunnya bergelombang; tangkai daun, kekuning-kuningan, 1-1,5 cm panjangnya.
Perbungaannya (inflorescence) seperti payung menggarpu (cymose) atau malai (panicle), dengan hiasan bunga yang seperti tabling, berbentuk lonceng, panjang 2–3 mm, yang pada awalnya berwarna kuning, kemudian berubah menjadi merah gelap kecoklat-coklatan. Pohon cendana berbunga sepanjang tahun.
Buahnya, buah batu (drupe), jorong (ellipsoid), kecil, berwarna merah kehitam-hitaman dan panjangnya kurang lebih 1 cm. Biji mudah sekali berkecambah, akan tetapi harus segera mendapatkan tanaman inangnya, supaya dapat bertahan hidup. Pada fase inilah cendana hidup sebagai parasit atau sering disebut semi-parasit.]Semi-Parasit adalah sifat parasit yang mengambil beberapa unsur hara dari inangnya karena akarnya tidak mampu menyerap unsur hara tersebut. Jika Cendana tidak mendapatkan inang dalam dari kecambah sampai umur 2 tahun, maka Cendana akan ma
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Cendana
https://bpdasbarito.or.id/cendana/
0 comments:
Posting Komentar