Translate

Senin, 13 Juni 2022

Pohon Flamboyan

      

Sumber: https://rimbakita.com/bunga-flamboyan/

Sebagian besar dari kita pasti sudah mengetahui bagaimana bentuk bunga flamboyan. Namanya cukup terkenal di telinga masyarakat Indonesia. Dahulu tanaman yang memiliki bunga indah ini juga banyak tumbuh di daerah Jakarta, namun saat ini sudah mulai susah untuk ditemukan.

Pohon flamboyan umumnya dimanfaatkan sebagai peneduh atau pelindung sengatan sinar matahari. Bahkan kayu flamboyan juga dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Pada bagian daun dan bijinya mengandung alkaloid yang tinggi dan berkhasiat mengobati malaria. Jika diperhatikan, bunga ini memiliki karakteristik warnanya yang begitu indah. Dari kejauhan, kita sudah dapat mengenali bunga ini karena warnanya cukup mencolok. Bunga ini masuk ke dalam jenis tumbuhan semi–evergreen, yakni tumbuhan yang dapat hidup di empat musim.

Banyak orang selalu menunggu-nunggu bunga ini mekar, karena pesonanya begitu indah untuk dipandang. Selain itu, pohon flamboyan juga banyak ditanam di halaman rumah karena rindang dan memberi keindahan ketika bunganya bermekaran.Flamboyan atau Delonix regia adalah tanaman yang khas dengan pohon besar, dan bunga-bunga merah cerah. Flamboyan memiliki nama genus Delonix yang berasal dari kata Yunani delos (artinya mencolok), dan onyx, berarti cakar. Nama tersebut mengacu pada penampilan bunga yang memang mencolok dan bentuk mahkota bunya mengembang seperti cakar. Pohon ini umumnya dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Madagaskar, untuk tanaman hias. Tanaman ini terancam punah di habitat aslinya karena perusakan habitat.

(Sumber:https://www.teknikbudidaya.com/wp-content/uploads/2020/02/flamboyyan.png)

Pohon bergenus Delonix ini mempunyai banyak nama, di Indonesia, dinamakan flamboyan, diambil dari bahasa prancis Flamboyant yang memiliki arti ‘cemerlang’. Di kalangan pakar ilmiah disebut Royal Poinciana, orang-orang India menyebutnya Gulmohar. Ada juga Flame tree atau flame of the Forest, karena seperti kobaran api yang menyala di tengah-tengah hijaunya pohon lain.

Flamboyan tumbuh melebar membentuk seperti kanopi atau payung pada ketinggian 9–15 m di atas permukaan laut. Apabila tanaman ini tumbuh di daerah yang memiliki 2 musim, maka akan gugur saat musim kemarau, tetapi akan tetap hijau pada musim semi dan dingin pada daerah dengan empat musim. Tumbuhan ini juga sering disebut tumbuhan semi-evergreen.

Daun flamboyan memiliki bulu dibagian permukaannya. Sistem pertulangan daun berbentuk menyirip, dengan panjang 30,5-50,8 cm dan lebar 11–25 cm. Bunga-bunga flamboyan mekar secara musiman, biasanya mekar saat pertengahan musim panas. Bunga flamboyan memiliki diameterantara 8 dan 15 cm dan memiliki empat kelopak yang berbentuk menyebarkan berwarna merah atau oranye-merah kelopak dengan panjang 4–7 cm serta satu mahkota tegak. Bentuk kelopak bunga sedikit lebih besar yang ditandai dengan warna kuning dan putih. Polong yang sudah tua berwarna coklat gelap, datar dan kayu dengan panjang hingga 70 cm dan lebar 7 cm.

Klasifikasi ilmiah:

Kingdom              : Plantae

Divisi                   : Magnoliophyta

Kelas                   : Magnoliopsida

Ordo                    : Fabales

Famili                   : Fabaceae

Genus                  : Delonix

Spesies                : D. Regia

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Hias Flamboyan – Delonix regia adalah pohon ornamental dari keluarga Fabaceae yang terbagi menjadi 2 genus yaitu Delonix regia Rafin dan Delonix elata. Di Indonesia, Delonix regia lebih dikenal dengan nama pohon Flamboyan.

Pohon Flamboyan ini merupakan tanaman yang asli dari Madagaskar dan menyebar luas di berbagai daerah di seluruh dunia, khususnya yang memiliki iklim tropis atau juga kering.Tanaman satu ini berasal dari kerajaan tanaman plantae, divisi Magniliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Fabales, sub-keluarga Caesalpinioideae, jenis Caesalpinieae dan masuk dalam genus Delonix.Jika di Indonesia dikenal dengan nama pohon Flamboyan, di berbagai negara, pohon ini dikenal dengan nama Ornamental tree dan di Inggris disebut dengan nama Royal Poinciana.Di India, Flamboyan disebut dengan nama Gulmohar. Tidak hanya itu saja, ada beberapa julukan yang disematkan untuk pohon satu ini, seperti “Flame of the forest,” “Flame tree” sampai dengan “Queen of the Flame.”

Jika sudah tumbuh besar, maka Flamboyan akan memiliki tubuh besar dan kuat, serta memiliki cabang yang banyak sedikit membengkok dengan kulit agar kasar berwarna abu-abu cerah. Ketinggian umum dari pohon Flamboyan berkisar antara 9-15 meter. Selain itu, ketika musim bunga, maka bunga-bunga Flamboyan akan bermekaran dengan warna mayorias merah, walaupun sebenarnya ada paduan warna lain, seperti merah, vermilion, oranye sampai dengan kuning.

Pada bagian permukaan daunnya akan terasa seperti ada bulu-bulu halus jika Anda merabanya dengan permukaan tangan. Saat masih berbentuk kelopak, warnanya adalah kuning berpadu putih dengan panjang antara 4-7 centimeter. Uniknya, saat daun dari Flamboyan sedang berguguran, justru bunganya akan tumbuh berkembang. Benang sari dari setiap bunganya akan berjumlah sekitar 10 batang berwarna merah. Daunnya berbentuk menyirip dengan panjang sekitar 30-80 centimeter dan memiliki lebar antara 11-25 centimeter. Seperti halnya pada bagian bunganya, di daunnya sendiri juga ditumbuhi bulu-bulu halus pada bagian permukaannya. Walaupun berasal dari Madagaskar yang memiliki suhu panas, namun pohon Flamboyan juga dapat tumbuh di tempat yang memiliki 4 musim.

Sumber: https://rimbakita.com/bunga-flamboyan/


Share:

Bunga Puring

   

(Sumber: https://i0.wp.com/f1-styx.imgix.net/article/2018/08/07115733/plantant.jpg?resize=1000%2C750&ssl=1)

        Sebagai tanaman hias, tanaman puring memiliki segalanya. Tanaman puring memiliki warna daun yang pekat dan penuh corak. Selain cantik, daunnya juga tumbuh lebat sehingga menghadirkan kesan asri yang menyejukkan. Terlebih perawatannya pun terbilang mudah. Tidak heran, kalau banyak yang menggunakan tanaman hias daun ini sebagai tanaman hias. Tanaman yang memiliki nama spesies Codiaeum variegatum ini juga merupakan tanaman herbal yang dapat menyembuhkan beragam penyakit. Tanaman puring memang bukan tanaman hias biasa. Tanaman puring dikenal dengan warna daunnya yang memikat. Tidak hanya terdiri dari satu warna, daun tanaman puring memperlihatkan perpaduan beberapa warna yang dinamis. Hal ini menjadi karakter khas dari tanaman puring, daunnya memiliki warna dasar yang dihiasi dengan corak yang memiliki warna berbeda di bagian tengah.

    Umumnya urat-urat yang terdapat pada daun tanaman puring memancarkan warna-warna yang lebih cerah daripada warna di pinggir-pinggir daun. Variasi warnanya begitu beragam mulai dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu serta campuran dari warna-warna ini. Semakin bertambah tua umurnya, warna daun tanaman hias ini berubah semakin pekat. Terdapat beragam jenis tanaman puring. Selain dari warna, bentuk daun yang khas juga menentukan varietas dari tanaman puring, mulai dari bentuk yang memanjang, oval, bergelombang, sampai yang helai-helainya terpisah.

Beberapa jenis tamanan yang termasuk tanaman obat herbal yang populer dan memiliki karakter unik, di antaranya adalah jenis Spirale dengan daun hijau yang mengeriting, Andreanum dengan daun berbentuk oval yang terisi urat-urat berwarna kuning emas, atau Majesticum yang memiliki daun yang panjangnya mencapai 25 cm.

Manfaat Puring

Berikut tujuh manfaat tanaman puring bagi kesehatan, berdasarkan sumber tulisan Yusef N. Jatmika, Tanaman-Tanaman Hias Ajaib.

1. Pengisap Udara Kotor

Daun puring mempunyai kemampuan menyerap unsur timbal yang menyebar di udara terbuka. Oleh karena itu, dengan menanam tanaman puring di halaman rumah atau pun di dalam rumah, kita akan terlindungi dari udara kotor yang kita hirup sehari-hari.

2. Obat sakit perut

Untuk menyembuhkan sakit perut yang melilit, akar puring bisa dimanfaatkan untuk obat herbal. Caranya, akar puring ditumbuk sampai benar-benar halus, lalu disaring, kemudian diminum.

3. Obat gatal

Zat yang terkandung pada tanaman puring memiliki rasa pahit, yaitu zat yang terdapat pada kulit puring, sehingga dipercaya mampu mengobati penyakit gatal-gatal.

4. Pelancar peredaran darah

Tanin merupakan salah satu zat kimia yang terkandung dalam getah tanaman puring. Tanin ini diyakini berguna untuk melancarkan aliran darah.

5. Obat sembelit

Salah satu bagian yang bisa dimanfaatkan pada tanaman puring ini adalah akar dan kulit pohon. Akar dan kulit pohon puring dipercaya mampu mengurangi bahkan menghilangkan sembelit. Caranya, ambil akar dan kulit pohon puring sekadarnya, dicuci, lalu direbus sampai mendidih, ketika sudah dianggap cukup, maka saring, didinginkan sebentar untuk kemudian diminum secara teratur.

(Sumber: https://i0.wp.com/f1-styx.imgix.net/article/2018/08/07115733/plantant.jpg?resize=1000%2C750&ssl=1)

6. Obat cacing dan penumbuh nafsu makan

Di antara manfaat tanaman puring adalah mampu mengobati penyakit cacingan dan penumbuh nafsu makan. Caranya, ambil ranting tanaman puring yang masih muda secukupnya, dicuci, lalu direbus. Air hasil dari rebusan tersebut, silakan diminum secara teratur.

7. Obat sifilis

Untuk mengobati sifilis bisa pula dengan perantara tanaman puring. Caranya, ambil batang puring secukupnya, dibersihkan dengan air, lalu direbus. Air hasil rebusan batang puring, bisa dikonsumsi secara teratur.

Inilah tujuh manfaat dari tanaman puring bagi kesehatan. Semoga bermanfaat.

(Sumber: https://www.dekoruma.com/artikel/72535/apa-itu-tanaman-puring)

Klasifikasi Tanaman Puring

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Puring – Tanaman puring merupakan tanaman hias yang sangat populer. Bahkan di Indonesia, hampir semua orang menanamnya. Ini disebabkan tanaman mudah tumbuh serta jika subur penampilan tanaman sangat menarik.

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Puring
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Puring

Pada artikel taksonomi berikut, akan dijelaskan klasifikasi dan morfologi tanaman puring. Harapannya semoga Anda mengetahui seperti apa tanaman hias ini. Berikut penjelasannya:

Tanaman puring masih menjadi tanaman hias primadona di Indonesia. Maka dari itu, banyak masyarakat yang menanamnya. Ini dia klasifikasi tanaman puring yang lebih lengkap:

Klasifikasi Tanaman Puring

Dalam sistem klasifikasi terbaru, jenis tanaman hias daun ini memiliki nama latin Codiaenum variegatum. Secara lengkap klasifikasi puring adalah

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Subdivision  Magnoliophytina
Kelas: Rosopsida
Sub Kelas :Dilleniidae
Super Ordo: Euphorbianae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Codiaenum
Spesies : Codiaenum variegatum

Morfologi Tanaman Puring

Untuk ciri-ciri morfologi tanaman puring, baik untuk akar, daun dan bunga, penjelasannya akan diurai di bawah. Diharapkan ini bisa menjadi tambahan pemahaman Anda. Ini dia uraiannya:

1. Morfologi Akar

Tanaman puring memiliki akar tidak sama dengan tanaman lain. Hampir semua akar berjenis tunggang bukan serabut. Sedangkan warnanya baik akar yang masih muda maupun yang tua adalah kuning kecokelatan.

Sekalipun demikian tanaman puring memiliki akar yang kuat. Hal ini disebabkan kemampuannya yang bagus dalam menyerap air dan unsur hara.

Karena alasan inilah, tanaman puring mudah tumbuh di segala cuaca. Bahkan sekalipun bertahun-tahun tidak disiram dan hanya mengandalkan air hujan, tanaman tidak mudah mati.

2. Morfologi Batang

Tanaman puring adalah tanaman berpohon pendek kategori semak. Maka dari itu, ukuran batangnya tidak pernah lebih dari 4-5 meter. Kadang jika ingin lebih cantik, batang harus dipotong lebih pendek.

Ciri-ciri batang tanaman puring adalah memiliki bentuk bulat tebal dengan tekstur berkayu. Karena hal itu, bobot batang cukup berat sehingga tidak mudah patah dan meranggas.

Batang tanaman puring tidak bersifat tunggal. Artinya masih banyak cabang-cabang baru yang semakin ke atas, jumlahnya semakin banyak. Nah semua batang biasanya berwarna cokelat kehijauan.

3. Morfologi Daun

Tanaman puring memiliki daun dengan bentuk berlainan tergantung spesies-nya. Tidak hanya berbentuk bulat dan lonjong, ternyata ada varian yang daunnya berbentuk pita.

Yang unik tekstur tepian daun tanaman puring juga berbeda-beda. Tidak semuanya mengkerucut tetapi juga ada yang rata dan bergelombang. Bahkan pernah ditemukan tepian daun yang terpilin.

Ujung daun tanaman terbagi menjadi dua. Ada daun tanaman puring yang ujungnya lancip tetapi juga ada yang tumpul. Biasanya daun tumbuh bergerumbul atau berkelompok dan jika dilihat sekilas, daun terlihat berhadap-hadapan.

Karena ini tanaman hias, tentu ada yang elegan dari penampilan tanaman puring. Salah satunya adalah daunnya. Karena dari semua varietas, daun tanaman ini yang paling full color.

Sebagian besar warna daun tanaman puring adalah gradasi. Sedangkan yang dominan adalah hijau. Warna paling disukai adalah dominasi hijau dengan merah. Sedangkan yang paling banyak ditanam adalah tanaman yang warna daunnya hijau dengan kuning.

4. Morfologi Bunga Puring

Tanaman puring adalah tanaman yang memiliki bunga jenis berumah. Maksudnya bunga jantan dengan bunga betina ada dalam satu pohon tetapi hidup di tangkai yang berbeda.

Menurut para ahli, bunga tanaman puring berjenis telanjang. Sekalipun demikian jumlah benang sarinya banyak dan bergerombol. Biasanya benang sari ini menempel pada tangkai secara susun-bersusun.

Untuk tangkai bunga sendiri bertekstur halus dan lentur. Di semua varietas, tangkai memiliki panjang dengan ukuran 10-15 cm. Untuk kelopak berjumlah 5 buah yang menempel di pangkal.

Daun mahkota bentuknya sangat kecil hampir tidak kasat mata. Namun, jika dilihat secara detil, terlihat ada lipatan berjumlah 5 buah yang semuanya menyatu dalam satu tangkai.

5. Morfologi Buah

Hampir sama dengan buah tanaman hias yang lain, tanaman puring memiliki buah berbentuk bulat dengan ukuran hanya 2 mm. Untuk warna biasanya kehijauan baik yang masih muda maupun yang sudah tua.

Itulah penjelasan singkat tentang klasifikasi dan morfologi tanaman yang perlu diketahui. Semoga penjelasan singkat ini bisa menjadi tambahan pengetahuan.

(Sumber: https://jenis.net/tanaman-puring/)

Jenis-Jenis Puring

https://rahasiabelajar.com/jenis-tanaman-puring/


Share:

Filosisfi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

   

 

1.       Pemikiran Ki Hajar Dewantara menurut saya adalah:

a.      Pendidikan adalah Perubahan

Pendidikan harus terus bergerak. Dalam keberagaman budaya yang kita miliki kita melangkah maju dengan ciri budaya kita kita masing-masing yang beragam menuju suatu kehidupan baru yang akan datang yang lebih baik, namun tidak meninggalkan esensi dari budaya kita sendiri

 

b.       Pendidikan adalah Kebudayaan

Pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, media yang paling efektif adalah dengan pendidikan.Dengan adanya pendidikan, kita bisa mentransfer kebudayaan dari generasi kegenerasi, dan juga kita juga mencita-citakan terwujudnya masyarakat yang berbudaya yang lebih baik kedepannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun harus lebih baik lagi.

 

c.       Pendidikan adalah Keberagaman

Didalam dunia pendidikan tentunya karakter dan kemampuan individu sangat beragam. Setiap individu memiliki cara dan gaya masing-masing dalam meningkatkan kemampuan diri. Dalam peningkatan kemampuan diri dan pembentukan karakter juga tentunya memiliki cara dan tindakan yang berbeda pula.

        (Siswa berbagi hal positif mengenai pentingnya menjaga lingkungan Hidup)

 

2.       Semboyan Ki Hajar Dewantara dan relevansi dalam dunia pendidikan

a.       Cipta, Rasa, Karsa, dan Raga

Guru dalam proses pembelajaran hendaknya menuntun siswa menjadi pribadi yang berintelektual, memiliki sikap yang luhur,kemauan untuk melakukan sesuatu , dan tentu berbadan yang sehat.

 

b.       Pendidikan harus  memerdekakan 

Guru hanya dapat menuntun anak didik ke arah ayang lebih baik dan bernilai positif. Guru harus menjadi hamba bagi siswa-siswa dalam artian bahwa guru harus selalu siap dalam membimbing dan mengarahkan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa harus membuat siswa menjadi malas atau kurang berminat dalam belajar dan berlatih

 

3.       Tekad dan harapan yang harus saya lakukan sesuai dengan pemikiran KHD

a.       Membiasakan diri memahami peserta didik yang beraneka ragam memiliki kekurangan dan keterbatasan keterbatasan dalam proses pembelajaran

b.       Mendampingi para siswa kepada tujuan luhur pendidikan dan memahami gaya belajar dengan memperhatikan nilai-nilai luhur yang telah di bangun oleh Ki Hajar Dewantara

c.       Dengan menerapkan pemikiran luhur bapak pendidikan kita tentunya saya mengharpkan siswa-siswa saya akan menjadi pribadi yang tumbuh dan berkembang dan memiliki karakter mandiri serta berkepribadian Pancasila

d.       Harapan dalam kegiatan atau modul ini membimbing dan mengarahkan CGP untuk dapat mewujudkan harapan dan cita-cita luhur merdeka belajar dan pelajar Pancasila.



Simak Video mengenai pemikiran Pemikiran Ki Hajar Dewantara.



 

 

Share:

Jumat, 10 Juni 2022

Adenium, The Japanese Cambodia

 

Adenium, The Japanese Cambodia

flower is known as the frangipani. When in fact this flower does not come from Japan, lo.

flower

Adenium comes from dry areas in West Asia and Africa. This flower can grow well in desert areas. This bright red flower is often called a desert rose. The stems are soft and can store a lot of water. The roots can swell like tubers. These roots also function to store water reserves. The unique shape of the roots is an attraction for fans of this plant.

    (Source: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/24/Adenium_.jpg/800px-Adenium_.jpg)

Flowers Similar to Cambodia

At first glance, Adenium is somewhat similar to Cambodia. There are 5 petals. Just like frangipani, this flower also looks not fully bloomed. It makes it like a small trumpet with 5 petals at the end. Though both are from different genera. Cambodia, Japan, is part of the Adenium genus. The common Cambodian is part of the genus Plumeria. The term Japanese frangipani is probably because not many people know about this flower when it circulates in Indonesia. Many Indonesians think that something from Japan is small in size, while the big one is from Bangkok. For example, guava Bangkok whose size is larger than ordinary guava. Its flowers are similar to frangipani and its small tree makes people call it Japanese frangipani.

Japanese Cambodian Flower Classification and Morphology

fredikurniawan

Flower Morphology

Comments

Classification and Morphology - Japanese frangipani flower or has the Latin name Adenium obesium is a plant originating from dry deserts, in the plains of West Asia to Africa. However, this Japanese frangipani flower there is called by the name of the desert rose (Desert rose). In addition, it is called by the name Adenium because this plant is found in the city of Yemen in the Aden area.

1

Systematically, this Japanese frangipani flower plant is still in the Plumeria family but has very prominent differences such as stems, and leaves, which have different sizes and shapes. But broadly speaking, these Japanese frangipani flower plants can be classified morphologically as follows:

Classification of Japanese frangipani flowers

Kingdom: Plantae (Plants)

Subkingdom: Trachebionta (vascular plants)

Super Division: Spermatophyta (producing seeds)

Division: Magnoliophyta (flowering plants)

Class: Magnoliopsida ( dicotyledonous )

Subclass: Asteridae

Order: Gentianales

Family: Apocynaceae

Genus: Adenium

Species: Adenium obesum ( Forssk ) Roem & Schult

Morphology of Japanese frangipani

flower This Japanese frangipani flower can be identified by its physical and morphological characteristics, as some parts of the plant which has their own characteristics of plants which can be explained as follows.

1. Roots

Japanese frangipani flowers have enlarged roots and form almost like tubers for the storage of water or food reserves. The roots of this Japanese frangipani plant sometimes appear on the surface of the soil or in the soil to a depth of about 30-60 cm, and will also appear swollen on the inside.

2. Stem

The stem of the Japanese frangipani flower plant has an elongated round shape, is soft, and has no wood. The stems of this frangipani flower plant are often known as succulent stems, and can also replace the blooms on these plants or can help store water or food reserves.

3. Leaves

The leaves of this Japanese frangipani flower are very diverse and vary depending on the type and variety, ranging from oval, oval, tapered, and small and there are also large ones. In addition, the leaves of this plant also have fine hairs, and pinnate bones and appear, light greenish to old.

4. This

The Japanese frangipani flower almost resembles a trumpet which has 5 petals. This flower also has a very diverse color and also varies depending on the type or variety ranging from pink, purple, and also others. In addition, the flowers of this plant will also self-pollinate or help from the surrounding animals.

Share:

Arsip Blog

OSIS SMA Negeri 1 Lebatukan

Translate

Definition List

Unordered List

Support