Translate

Senin, 04 Juli 2022

Tanaman Cendana

 

sumber : https://mediatani.co/ciri-ciri-pohon-cendana/

Santalum album atau dikenal dengan nama Cendana adalah pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang bisa ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.

Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan.

Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Di Indonesia, kayu cendana dari Timor juga sangat dihargai. Sebagai gantinya sejumlah pakar aromaterapi dan parfum menggunakan kayu cendana jenggi (Santalum spicatum). Kedua jenis kayu ini berbeda konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya, dan oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.

Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.

Tanaman cendana ini sangat langka akibat dieksploitasi berlebihan

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae

Ordo        : Sapindales

Famili       : Santalaceae

Genus      : Santalum

Spesies    : Santalum album

 

sumber : https://bpdasbarito.or.id/cendana/

 

Kandungan Zat Tanaman Cendana

Tanaman cendana mengandung minyak atsiri, dalm atsiri, dalam perdagangan minyak atsiri secara global dikenal beberapa jenis minyak atsiri alami dengan embel-embel sandalwood, yaitu red sandalwood (Pterocarpus santalinus), Australian sandlwood (Santalum spicatum) dan West Indiessandalwood (Amyris balsamifera). Minyak atsiri yang berasal dari S. album dikenal dengan East Indies Sandalwood, True sandalwood.

Minyak atsiri adalah bagian yang paling bernilai dari cendana. Bagian kayu dari akar cendan adalah yang paling potensial sebagai sumber minyak atsiri dengan kandungan 10%. Bagian kayu (teras) batangnya mengandung 4-8% minyak atsiri, sedangkan ranting utama mengandung minyak atsiri 2-4%.

Minyak atsiri yang diperoleh dari kayu bagian terluar memiliki kandungan komponen teroksigen (Santalol, santalil, asetat) 3% dan hidrokarbon (santalena) 50%. MInyak cendana juga mengandung senyawa asam seskiterpena yaitu asam dihidroa-norkurkumenat, asam a-bergamotinat dan asam dihidro-oc-santalat. Selain substansu minyak atsiri, kayu, Mathieson dkk (1973), menyatakan bahwa bahwa kayu cendana juga mengandung zat warna yang disebut santalin dan santarubin. Bagian kulit batang mengandung triterpena, turunan asam palmitat dan tanin dengan kandungan sebesar 14%.

 

Ekologi Cendana 

Cendana (Santalum album L.) umumnya dijumpai pada daerah-daerah dengan kisaran curah hujan tahunan antara 600-2.000 mm; cendana dapat tumbuh optimal pada kisaran curah hujan 850–1350 mm per tahun, dan masih toleran sampai curah hujan 2500 mm per tahun, akan tetapi harus dengan sistem drainase yang baik. Habitat asli tempat tumbuh cendana biasanya mempunyai musim kering yang lama dan musim hujan yang pendek, 2- 3 bulan per tahun. Pohon cendana tidak menyukai daerah yang tergenang air, khususnya sewaktu pohonnya masih muda, meski hal ini agak kurang berpengaruh terhadap pohon yang sudah dewasa atau tua. Daerah-daerah yang selalu basah kurang baik untuk pertumbuhan cendana.

Cendana tumbuh alami sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut, dan mutu kayu terbaik dapat diperoleh jika cendana hidup pada ketinggian antara 600–900 m.Cendana memerlukan banyak sinar matahari dan banyak dijumpai dan tumbuh baik pada hutan-hutan luruh yang terbuka dan pada daerah pinggiran hutan. Pemanasan yang lama dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi menyebabkan banyak kayu-kayu gubal yang mengelupas, terutama pada pohon-pohon yang sudah tua; suhu yang tinggi juga dapat membunuh semai-semai yang baru berkecambah. Akibat mengelupasnya kayu-kayu gubal pada pohon-pohon cendana yang sudah tua, sehingga bagian kayu yang terbuka akan kelihatan.

Tanah-tanah di pulau Timor dan Sumba, umumnya didominasi oleh tanah lempung (clay) yang berat dan tanah ini berasal dari endapan di laut. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak pohon cendana yang tumbuh baik di atas tanah dangkal yang berbatu-batu. Hasil kayu yang terbaik diperoleh dari pohon cendana yang tumbuh di hutan-hutan terbuka pada tanah kurang subur dan berbatu. Pada tanah Hat (loam) yang subur, pohon cendana tumbuh baik dan cepat menjadi besar, tetapi kandungan minyaknya sangat rendah dan kualitasnya juga kurang baik. Pohon cendana tidak mempunyai toleransi terhadap tanah-tanah yang mengandung garam dan kapur yang tinggi, akan tetapi dapat toleran terhadap tanah yang mengandung natrium (sodic soils).

 

Nama-nama Lokal

Nama-nama daerah untuk Santalum album L., selain cendana yang merupakan nama sangat umum di Indonesia, di antaranya adalah hau meni (Timor), ai nitu, ai salun, ai sarun, ai kamelin (Sumba). Nama pohon cendana di luar Indonesia, antara lain East Indian sandalwood, white sandalwood, dan yellow sandalwood (Inggris, Amerika Serikat), Bois santal (Prancis), sandalo (Spanyol, Italia), sandalhout, echte sandal (Belanda), echtes sandelholz (Jerman), chendana (Malaysia), san-taku (Myanmar atau Burma), dan chantana (Thailand), bach dan (Vietnam), sandal, chandal, chandam, gundala dan suket (India).

sumber : http://santalum99.blogspot.com/2008/03/cendana-santalum-album-l.html

 

Karakteristik Cendana

Tanaman cendana dapat berupa pohon, tetapi dapat juga tumbuh sebagai semak belukar. Pada fase semai atau kecambah, pohon cendana hidup parasit pada tumbuhan lain, melalui sistem perakarannya. Perawakan tanaman ini kurang begitu menarik. Batang pohon pada umumnya berukuran pendek, meskipun tinggi tanaman ini dapat mencapai 12–15 m dan diameter batangnya sekitar 20–35 cm. Tajuk tanamannya terkesan tidak rimbun sebab daunnya memang tumbuh jarang.

Daun cendana merupakan daun tunggal. Daunnya yang berwarna hijau ini berukuran kecilkecil, 4–8 cm x 2–4 cm dan relatif jarang. Bentuk daunnya bulat memanjang dengan ujung daun lancip (acute) dan dasar daun lancip sampai seperti bentuk pasak (cuneate); pinggiran daunnya bergelombang; tangkai daun, kekuning-kuningan, 1-1,5 cm panjangnya.

Perbungaannya (inflorescence) seperti payung menggarpu (cymose) atau malai (panicle), dengan hiasan bunga yang seperti tabling, berbentuk lonceng, panjang 2–3 mm, yang pada awalnya berwarna kuning, kemudian berubah menjadi merah gelap kecoklat-coklatan. Pohon cendana berbunga sepanjang tahun.

Buahnya, buah batu (drupe), jorong (ellipsoid), kecil, berwarna merah kehitam-hitaman dan panjangnya kurang lebih 1 cm. Biji mudah sekali berkecambah, akan tetapi harus segera mendapatkan tanaman inangnya, supaya dapat bertahan hidup. Pada fase inilah cendana hidup sebagai parasit atau sering disebut semi-parasit.]Semi-Parasit adalah sifat parasit yang mengambil beberapa unsur hara dari inangnya karena akarnya tidak mampu menyerap unsur hara tersebut. Jika Cendana tidak mendapatkan inang dalam dari kecambah sampai umur 2 tahun, maka Cendana akan ma

 

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Cendana

https://bpdasbarito.or.id/cendana/


Share:

Asoka

Tanaman Asoka berasal dari India, Bunga Asoka berasal dari India. Nama Asoka berasal dari bahasa Sansekerta. Arti nama ini sangat unik, yaitu bebas dari kesedihan.memang sudah dikenal sebagai tanaman hias. Awalnya tanaman ini adalah tanaman perdu yang biasa ditemui di hutan-hutan. Nah, karena bunganya yang indah dengan warna cerah, akhirnya tanaman ini dibawa ke rumah dan menjadi tanaman hias. Di beberapa negara seperti India dan Nepal tanaman ini disakralkan. Tanaman asoka sendiri juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan baik dari daun, batang, bunga ataupun bijinya. Dipercaya baik untuk kesehatan kulit, darah tinggi, pencegahan kanker, merelaksasi pikiran, mengatasi stres, pereda nyeri dan lainnya.

    

Sumber:https://shopee.co.id/Tanaman-Bunga-Asoka-Bibit-Ixora-i.38023366.2360830509

 

Taksonomi Pohon Asoka

Berikut ini adalah klasifikasi ilmiah flora asoka, yaitu:

Kerajaan

Plantae

Divisi

Magnoliophyta

Kelas

Magnoliopsida

Ordo

Fabales

Famili

Fabaceae

Subfamili

Caesalpinioideae

Bangsa

Detarieae

Genus

Saraca

Spesies

S. asoca

 

Selain cantik, asoka adalah jenis bunga yang unik. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi di malam hari, terutama pada bulan April hingga Mei.

Tanaman dengan nama latin Saraca asoca terbagi menjadi beberapa jenis, yakni pohon asoka yang dapat tumbuh menjulang tinggi tanpa ranting dan disebut sebagai glodokan tiang, serta pohon asoka biasa dengan percabangan atau ranting.

Ciri & Morfologi Pohon Asoka

Pohon ini sering ditanam di sepanjang jalan sebagai upaya penghijauan. beberapa ciri yang dimiliki tanaman asoka adalah sebagai berikut:

 

  1. Akarnya merupakan jenis akar tunggang yang tumbuh menjalar ke bawah. Jenis akar ini mampu menopang pohon yang tinggi. Warna akar asoka adalah coklat.

  2. Pohon asoka dapat tumbuh hingga ketinggian 7 meter.

  3. Batang asoka tumbuh tegak dan berbentuk bulat. Diameter batang mencapai 40 cm dan berupa kayu keras dengan sistem percabangan simpodial. Cabang simpodial adalah ketika batang utama dan cabang sulit dibedakan karena pertumbuhan cabang yang sama besar atau bahkan lebih besar dari cabang utamanya.

  4. Bunga asoka cenderung berwarna merah, terutama tanaman asoka yang tumbuh di Indonesia. Namun ada juga yang berwarna jingga dan kuning. Bunga asoka termasuk bunga majemuk. Benang sarinya berjumlah 4. Kepala sari bunga asoka terletak di bagian mahkota bunga.

  5. Daun tanaman asoka berbentuk lonjong dengan bagian ujung meruncing.

  6. Tanaman asoka dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang sangat gembur, terutama di ketinggian 0 hingga 400 meter di atas permukaan laut.

  7. Waktu berbunga tanaman ini adalah menjelang musim hujan. Bunga asoka termasuk tumbuhan yang mampu bertahan lama, yaitu selama 3 sampai 4 bulan.

  8. Tanaman asoka mampu bertahan di kawasan bersuhu 45⁰ C. Tanaman ini memerlukan paparan sinar matahari langsung, namun juga dapat hidup di tempat yang lembab dan gelap. Tingkat kelembaban yang dibutuhkan sekitar 70%.

  9. Untuk budidaya asoka, dapat dilakukan dengan sistem cangkok atau dengan biji langsung.

  10. Perawatan tanaman asoka tidak terlalu rumit, umumnya hanya memerlukan pemupukan tiga bulan sekali. Cara yang mudah ini membuat tanaman asoka 

 

Manfaat Bunga Asoka

  1. Tanaman asoka lebih dikenal sebagai tanaman hias karena bentuknya yang cantik dan warna bunga cerah. Tetapi, pohon asoka juga memiliki manfaat baik lainnya, terutama bagi kesehatan tubuh.

  2. dapat dirawat oleh siapapun.

Berikut ini beberapa manfaat tanaman bunga asoka:

1. Sebagai Antioksidan

Bunga asoka memiliki kandungan flavonoid yang merupakan antioksidan alami. Penelitian mengenai kandungan ini menemukan bahwa mengonsumsi air rebusan bunga asoka secara teratur mampu mencegah beberapa jenis kanker. Contohnya kanker kandung kemih dan beberapa jenis lainnya.

Caranya adalah dengan merebus bunga asoka dengan 2 gelas air. Rebus hingga tersisa 1 gelas saja, kemudian minum dalam keadaan hangat.

2. Mengatasi Menstruasi Tidak Teratur

Wanita yang mengalami menstruasi kurang lancar atau tidak teratur dapat mencoba ramuan bunga asoka untuk menyembuhkannya. Caranya adalah dengan menyiapkan bunga asoka, bunga mawar, dan daging tanaman lidah buaya. Kemudian ketiganya direbus dengan 4 gelas air. Sisakan hingga 2 gelas, saring dan konsumsi dalam keadaan dingin. Jika dikonsumsi secara teratur sebanyak 1 kali sehari, maka haid akan teratur. Ramuan tradisional ini juda dapat bermanfaat sebagai penenang dan pereda stres yang ampuh.


4. Obat Kaki yang Kram

Bunga asoka dan daun sembung yang direbus ampuh untuk menyembuhkan kram pada otot kaki. Namun ramuan ini hanya bisa diminum saat kaki benar-benar dalam keadaan kram. Sangat tidak dianjurkan untuk meminumnya secara teratur.

5. Obat Disentri

Kandungan tanin pada bunga asoka dipercaya mampu bermanfaat sebagai obat disentri. Untuk mendapatkan manfaatnya, kita dapat menumbuk bunga asoka hingga halus. Setelah itu, rebus hasil tumbukan dengan 2 gelas air.

Sisakan hingga air tinggal 1 gelas, lalu saring dan diamkan sesaat hingga dingin. Konsumsi sebanyak 2 kali sehari agar disentri dapat sembuh dengan maksimal.

6. Mencerahkan Kulit

Untuk kecantikan, bunga asoka juga memiliki khasiat yang pasti akan disukai oleh kaum wanita. Ramuan asoka dipercaya ampuh untuk memperbaiki warna kulit secara alami. Karena sifat antioksidan yang dikandungnya, maka ramuan air rebusan asoka mampu membuang racun-racun yang bersarang di dalam tubuh.

Proses terbuangnya racun ini secara tidak langsung dapat mencerahkan kulit. Khasiatnya akan terlihat jika kita mengonsumsinya secara teratur.

 

Sumber:https://rimbakita.com/bunga-asoka/


Share:

Bunga Sig Sag

Tanaman sig-sag mempunyai rasa asam, sedikit kelat, bersifat dingin, dan agak beracun. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam pohon sig sag, di antaranya epifiiedelanol acetate, i-dotriacontanol, dan beta-sitosterol. Efek farmakologis pohon sig-sag, di antaranya antiradang, menghilangkan bengkak (anti-swelling), menghentikan pendarahan (hemostatic), menurunkan panas, dan membersihkan racun, bisul, borok, koreng, tulang patah (fraktur), luka berdarah, gigitan kelabang, gigitan lipan, serta mata merah dan bengkak.

mengenal-manfaat-pohon-sig-sag

  1. Nama

  2. Nama ilmiah : Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit.

  3. Nama. daerah : penawar lipan, penawar lilin.

  4. Nama asing : yu dai gen (Cina).

  5. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

  Taksonomi:

Divisi

Tracheophyta

Upadivisi

Spermatophytina

Klad

Angiospermae

Klad

mesangiosperms

Klad

eudicots

Klad

core eudicots

Klad

superrosids

Klad

rosids

Klad

fabids

Ordo

Malpighiales

Famili

Euphorbiaceae

Upafamili

Euphorbioideae

Tribus

Euphorbieae

Upatribus

Euphorbiinae

Genus

Euphorbia

Spesies

Euphorbia tithymaloides 

sumber:https://handayanikahar.files.wordpress.com/2014/06/46.jpg

Berikut bagian-bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon sig-sag:

  1. Bagian yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Seluruh bagian tumbuhan pohon sig-sag segar dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit berikut.

  1. Bengkak karena terpukul, tulang patah (fraktur), dan gigitan lipan atau serangga

Cuci bersih 7 g tumbuhan pohon sig-sag segar, rebus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin, minum air rebusannya dua kali seharimasing-masing 1 gelas. Cara lainnya, giling tumbuhan pohon sig-sag sampai halus, lalu balurkan  hasil gilingan pada bagian tubuh yang sakit dua kali sehari.

  1. Bisul, borok, koreng, dan luka berdarah

Giling tumbuhan pohon sig-sag secukupnya sampai halus, lalu balurkan hasil gilingan pada bagian tubuh yang sakit.

  1. Mata bengkak dan merah

Cuci bersih 7 g tumbuhan pohon sig-sag segar, rebus dengan 4 gelas air, sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin, minum air rebusannya dua kali sehari masingmasing 1 gelas.

Silahkan tonton video berikut:




 


Share:

Arsip Blog

OSIS SMA Negeri 1 Lebatukan

Translate

Definition List

Unordered List

Support